Kita perlu menata hati, kita perlu menempatkan niat dalam rangka menjalani kehidupan. Berkaitan dengan masalah hidup dan kehidupan tentu Anda teringat satu makolah yang diriwayatkan Imam Ghozali, addun ya kalbir ah (hidup didunia bagaikan orang bercermin). Saat kita bercermin gambar apa yang muncul di cermin itu adalah fakta, itulah realita, kenyataan yang sebenarnya. Karena yang keluar di dalam cermin itu tergantung orang yang bercermin. Kalau yang bercermin baik maka gambar yang muncul juga baik, kalau yang bercermin jelek maka gambar yang keluar juga jelek. Maka Anda jangan marah, ketika bercermin kok kelihatan jelek. Anda kalau bercermin kok kelihatan jelek maka Anda jangan marah. Waktu bercermin kok kelihatan jelek, itu bukan karena di dalam cermin ada grandongnya. Tapi memang karena yang bercermin mukanya seperti grandong. Dalam kehidupan ini, kita sering komplain, saya dan Anda banyak mengeluh. Tiap bertemu teman ngeluh, entah itu ngeluh karena perlakuan pasangan yang kurang tepat, entah itu ngeluh karena nakalnya anak, entah itu ngeluh karena jeleknya tetangga. Kita merasa seolah-olah mereka tidak mengerti kita, mereka tidak sesuai dengan keinginan kita. Kita menganggap mereka tidak tahu apa yang kita mau, seakan-akan mereka yang salah dan kita berada dalam posisi yang selalu benar. Padahal tidak mungkin manusia itu kok selalu benar, manusia kok nggak punya salah, itu malah nggak jadi manusia kalau nggak punya salah, kalau nggak punya salah itu bukan manusia tapi malah menakuti manusia.
Rumus kehidupan : kama tadinu tudanu (orang yang hutang meskipun lama itu akan membayar). Man qaforo bik ron waqo afi (barang siapa yang menggali lubang pasti akan tercebur didalamnya). Man aqoda zaro a (siapa yang menanam pasti akan mengunduh). Hasil unduhan itu tergantung yang ditanam. Kalau menanam klingsi (biji asam) ya mengunduh asam, menanam kluncing (biji kedondong) ya mengunduh kedondong, menanam pelok (biji mangga) ya mengunduh mangga, menanam beton (biji nangka) ya mengunduh nangka. Kalau menanam rawe ya panen rawe. Anda bertemu teman kok menanam baik, assalamu’alaikum, bertemu teman lagi menanam assalamu’alaikum, bertemu teman lagi menanam assalamu’alaikum, Anda juga panen wa’alaikumus salam, wa’alaikumus salam, wa’alaikumus salam. Karena menanam yang baik, coba Anda bertemu teman menanam jelek, kalau bertemu teman keparat, bertemu lagi keparat, bertemu lagi keparat. Anda juga panen mati kamu. Sederhana orang hidup itu, kalau Anda ingin mendapat senyuman, maka ketika bercermin tersenyumlah. Nanti gambar yang keluar dalam cermin pasti tersenyum. Nggak mungkin kalau Anda bercermin tersenyum, gambar yang keluar dalam cermin kok ada taringnya. Kalau Anda bercermin kok menunjukkan muka jelek, maka yang keluar dalam cermin juga jelek. Oleh karenanya, kalau ada tetangga kok kurang baik dengan Anda, jangan marah. Itu cermin Anda. Kenapa tetangga dengan Anda kok kurang baik? Karena Anda dengan tetangga juga kurang baik. Ada tetangga bertemu Anda kok nggak manggil jangan marah. Lha Anda kalau dengan tetangga sering manggil apa nggak? Artinya apa? Anda bercermin kok kelihatan jelek, itu bukan cerminnya yang salah, jangan cerminnya yang Anda pukuli. Bercermin kelihatan jelek kok cerminnya dipukuli, bodoh itu. Tapi muka Anda perbaiki. Wajah kita harus diperbaiki, harus di revisi.
{ 0 comments... read them below or add one }
Post a Comment