Manfaat Membaca Sholawat Nabi

Posted by Misbahul Munir on Saturday, 12 May 2012


Doa adalah hal yang selalu kita lakukan agar kita bisa memperoleh sesuatu setelah kita berusaha. Doa juga merupakan hal yang paling penting agar segala sesuatu yang kita lakukan dapat berjalan dengan lancar.

Yang mempengaruhi cepat tidaknya doa dikabulkan: 
 
Artinya:
Hai Ali, barang siapa yang memakan barang halal, maka agamanya bersih/jernih, hatinya lembut dan tidak ada penghalang untuk doanya (dikabulkan setiap doanya).

 
Artinya:
Hai Ali, barang siapa yang memakan barang syubhat, maka agamanya bimbang, ragu-ragudan hatinya gelap. Dan barang siapa yang memakan barang haram maka hatinya mati, agamanya ringan (tipis), keyakinannya lemah, dihalangi ALLAH doanya (ALLAH tidak mengabulkan doanya) dan sedikit amal ibadahnya.

Makanan yang masuk ke dalam perut kita yang berasal dari barang halal maka akan mempercepat terkabulkan doa yang kita inginkan sedangkan makanan yang berasal dari barang haram maka akan membuat doa yang di pinta tidak akan terkabulkan.

Tapi ada hal lain yang dapat mempermudah agar doa yang kita ucapkan atau yang kita pinta agar langsung sambung kepada ALLAH SWT. selain makanan yang masuk kedalam perut kita yaitu membaca sholawat nabi. Karena nabi Muhammad harus di cintai lebih dari manusia di dunia ini. Seperti seorang sahabat nabi yang menginginkan seorang putri dari raja yang ditawan oleh para sahabat. Sahabat nabi tersebut bernama Dahiyyah Al Kalabi. Dahiyyah Al Kalabi adalah sahabat nabi yang paling tampan. Sahabat nabi yang paling tampan itu ada dua, yang pertama Dahiyyah Al Kalabi yang nomor dua Muawiyah Bin Abi Sofyan. Malaikat Jibril kalau menemui nabi Muhammad kok menyamar menjadi manusia itu sering wajahnya mirip Dahiyyah Al Kalabi itu yang paling tampan.  
Ketika akan dilaksanakan perang kaibar Dahiyyah itu ngomong dengan nabi Muhammad. “Ya Rasulullah, seusai perang Kaibar aku ingin minta sesuatu pada Rasulullah”, kata Dahiyyah. “Apa yang kamu inginkan Dahiyyah?”, tanya Rasulullah. “Aku ingin Sofiah ya Rasulullah”, jawab Dahiyyah. Sofiah itu tawanan perang, Sofiah adalah putri kepala suku Kaibar pimpinan tanah Kaibar. “O.... Sofiah, iya dia cantik sedangkan kamu tampan jadi ya pantas kalau kamu memilih Sofiah. Ingatkan aku kalau misalnya aku lupa dengan janjiku”, kata Nabi Muhammad. “Iya Rasulullah”, jawab Dahiyyah.

Perang Kaibar telah selesai, orang Islam di berikan kemenangan dan Dahiyyah meminta Sofiah pada Rasulullah. “Rasulullah, aku ingin Sofiah”, kata Dahiyyah. “O... Iya, iya ambil. Sofiah untukmu sekarang”, jawab Rasulullah. “Terima kasih Rasulullah”, kata Dahiyyah. Seusai bercakap-cakap malaikat Jibril datang menyampaikan wahyu untuk nabi Muhammad. “Nabi Muhammad, sesungguhnya Sofiah tidak boleh dinikahi selain hanya dengan engkau wahai Rasulullah”, kata malaikat Jibril. “Waduh . . . Telat Bril... Bril... Sudah dibawa orang”, kata nabi Muhammad. Akhirnya Dahiyyah dipanggil. “Dahiyyah... Dahiyyah...”, teriak nabi Muhammad. “Ada apa ya Rasulullah?”, jawab Dahiyyah. “Kesini-kesini ada urusan”, kata Rasulullah. “Begini kamu meminta Sofiah yang paling cantik kan karena kamu merasa paling tampan?”, kata Rasulullah. “Iya ya Rasulullah”, jawab Dahiyyah. “Kira-kira aku dengan kamu tampan siapa?”, kata Rasulullah. “Ya tampan Rasulullah”, jawab Dahiyyah. “Kalau tampan saya berarti Sofiah ya punyaku....”, kata Rasulullah. Kemudian dibacakan wahyunya. Dan sahabat itu secinta apapun terhadap segala sesuatu masih lebih mencintai Rasululllah. Memang orang mukmin itu ukurannya:
Tidak sempurna iman seseorang sehingga aku kata Rasulullah lebih dicintai dari pada anaknya, lebih dicintai dari pada orang tuanya, bahkan lebih dicintai dari pada manusia seluruhnya.

Kok bisa sampai ke perang Kaibar ya, jika kita langsung berdoa maka doa kita masih tertahan karena amalan kita tapi jika kita membaca sholawat nabi maka insya ALLAH akan langsung diterima oleh ALLAH. Jadi yang dapat membuat doa kita langsung sambung dengan ALLAH yaitu dengan membaca sholawat nabi (allahumma solli ala sayyidina muhammad wa’ala ali sayyidina muhammad).



Oleh: K.H. Anwar Zahid

{ 0 comments... read them below or add one }

Post a Comment