Lembaga Pendidikan dan Lembaga Karakter

Posted by Misbahul Munir on Monday, 7 May 2012


Mengapa saya membahas tentang “Lembaga Pendidikan dan Lembaga Karakter”? Anda dapat menemukan jawabannya setelah membaca artikel ini. Lembaga pendidikan telah banyak tersebar di berbagai daerah, misalnya di desa, di kecamatan, serta di kabupaten di seluruh Indonesia. Serta banyak macam dari lembaga pendidikan. Mulai dari anak yang masih membutuhkan orang tuanya untuk menemani bersekolah yaitu TK, melangkah lagi menuju SD, kemudian SMP yang dulu hanya diwajibkan wajar (Wajib Belajar) sembilan tahun, sampai SMA, yang di akhiri dengan perguruan tinggi atau sekolah  tinggi.

TK merupakan masa dimana anak-anak mengenal lingkungan sekolah. Dan juga anak-anak dapat beradaptasi dengan teman sebayanya untuk membentuk sebuah kelompok bermain. Dulu waktu saya masih anak-anak saya tidak disekolahkan di TK tapi langsung menuju ke SD. Walaupun TK tak begitu perlu pada zaman saya, namun kini TK merupakan lembaga pendidikan yang dapat membentuk dan menjadikan anak lebih berani (tidak malu).

SD merupakan lembaga pendidikan yang mewajibkan calon siswanya berumur tujuh tahun. Dalam lembaga pendidikan ini anak-anak telah diajarkan banyak hal. Misalnya saja kelompok belajar yang dapat membantu anak lebih komunikatif dan lebih mampu untuk beradaptasi dengan teman sekelasnya.

SMP merupakan lambaga pendidikan yang diwajibkan pemerintah bagi anak-anak Indonesia untuk belajar dizaman saya. Dalam lembaga pendidikan ini para siswa banyak memiliki teman dari berbagai daerah dan mengharuskan siswa untuk mampu dalam mengerjakan berbagai tugas yang di berikan oleh guru pengajar.

SMA merupakan lembaga pendidikan yang diwajibkan pemerintah bagi anak-anak Indonesia untuk belajar. Namun jika hanya lulus SMA tidak menjamin kehidupan dan tidak akan mudah dalam mencari pekerjaan.

Perguruan tinggi atau sekolah tinggi merupakan lembaga pendidikan lanjutan setelah lulus SMA atau SMK yang mana sekolah dengan jam pelajaran yang sangat lama. Dan di akhiri dengan tugas skripsi yang katanya mahasiswa cukuplah sulit.

Lembaga pendidikan memang sangatlah penting untuk mencapai kebahagiaan dunia, seperti yang ada dalam doa seorang nabi “Robbana atina fiddun ya hasanah wafil aqiroti hasanah”. Yang mengandung arti Ya ALLAH berikanlah hambamu kebahagiaan dunia dan akhirat. Jadi manusia hidup itu harus bahagia dunia dan akhirat, tapi saya kurang setuju dengan tembang Jawa yang berbunyi: “Rugi donya ora dadi opo rugi akhirat bakal ciloko”. Rugi donya kok ora dadi opo, yo dadi opo. Kalau anda di dunia ini tidak mempunyai fulus anda akan mampuss. Jadi kita hidup didunia itu harus kaya, kalau tidak kita akan mamppusss.

Memang penting dalam menuntut ilmu, ilmu tidak melakukan kesalahan mengapa harus di tuntut. Kalimat menuntut ilmu menurut saya kurang tepat, mungkin anda lebih tahu kalimat apa yang dapat menggantikan menuntut ilmu. Tingginya ilmu seseorang kalau dia tidak mempunyai karakter yang baik maka ilmunya itu akan sangat merugikan orang lain. Mengapa korupsi di Indonesia masih banyak? Bahkan dari tahun ke tahun terus mengalami peningkatan, itu karena orang-orang yang ada dalam pemerintahan belum mempunyai karakter yang bagus.

Indonesia telah mempunyai banyak lembaga pendidikan yang tersebar di berbagai daerah untuk mensejahterakan rakyatnya. Tapi Indonesia belum mempunyai lembaga karakter yang syarat masuknya harus mempunyai akhlakul karimah. Sekolah-sekolah di Indonesia, mulai dari TK, SD, SMP/MTS, SMA/MA, dan perguruan tinggi memiliki syarat masuk yang serupa tapi tak sama. Mengapa saya mengatakan begitu? Itu disebabkan karena syaratnya harus memiliki nilai yang bagus meskipun karakternya jelek dan tidak sopan.

Kita lihat saja perguruan tinggi yang jika ingin belajar di situ harus memiliki nilai yang bagus meskipun pekerjaannya mencuri atau apalah semua pekerjaan yang merugikan orang lain. Syarat untuk lulus menjadi sarjana agama dari perguruan tinggi harus menyelesaikan skripsi meskipun pernah menghamili dua ibu kos dan pernah memperkosa dua perempuan.

Saatnya lembaga pendidikan serta pemerintah menegok, bukan hanya menengok tapi juga memperhatikan tentang karakter anak-anak bangsa yang kini semakin memburuk. Bila ada salah kata atau ada yang merasa tersinggung saya mohon maaf yang sebesar-besarnya.


Oleh: K.H. Anwar Zahid

{ 0 comments... read them below or add one }

Post a Comment