Allah SWT. itu senang dengan orang yang mengaji. Oleh karena itu Allah punya malaikat yang ditugaskan untuk patroli, khusus mencari orang-orang yang mengaji. Malaikat tersebut berada ditengah-tengah orang yang mengikuti pengajian, mencatat siapa-siapa yang ikut mengaji. Dan di buku amalnya malaikat itu ada keterangan. Misalnya nama: Munir alamat: Plumpang amal: Pengajian keterangan: Ngantuk. Tertulis semua amal-amal yang kita kerjakan. Lha setelah itu malaikat-malaikat itu lapor kepada Allah. “Ono opo malaikat kok gruduk-gruduk moro rene?”, jare Gusti Allah. “Badhe lapor Gusti”, jare malaikat. “Nglaporno opo?”, jare Gusti Allah. “Enten pengajian rutin Minggu pagi”, jare malaikat. “Nondi?”, jare Gusti Allah. “Ten nggene masjid Al Falah Tuban”, jare malaikat. “Akeh sing teko?”, jare Gusti Allah. “Nggih kathah, lanang wedok”, jare malaikat. Seharusnya Allah nggak perlu tanya ya sudah mengerti kalau setiap Minggu pagi di masjid Al Falah Tuban ada pengajian. Tapi itu semua gayanya Allah. Bahasa akrab, keakrabannya dengan para malaikat. Ya nggak beda dengan anda kok. Sudah tahu kalau tetangganya mau ke pasar. Anda ketemu berpapasan juga bertanya. Ke pasar Bu? Gitu yang ditanya juga menjawab ya... Padahal juga sudah sama-sama mengerti. Kenapa kalau menjawab kok nggak sudah tahu kok tanya terus. Karena bahasa akrab. Lho gitu itu orang pintar-pintar juga meniru kok. Anda lihat orang upacara, itu kan pintar-pintar kan orangnya. Pasukannya sudah siap itu komandannya bisa lapor kepada inspektur kok. Lapor upacara siap dimulai. Gitu itu inspekturnya juga memperhatikan saja kok. Padahal sudah sama-sama mengerti. Laksanakan! Kalau menjawab kok nggak udah tahu kok. Jadi bahasa akrab. Lha ngapain orang-orang kok pada buat pengajian? Pengen apa orang orang itu? Pengen surga yang Allah punya. E..... pengen surga? Ya... Lha orang-orang itu sudah pada mengerti surga apa belum malaikat? Ya belum... Belum tahu itu ingin? Misalnya kalau mengerti kan ya tambah senang malaikat ya? Iya mungkin. Sudah, saksikan malaikat orang-orang yang ikut pengajian itu semua dosa-dosanya aku maafkan. Itu persaksian Allah pada malaikat.
Nabi Muhammad ya sangat senang dengan orang-orang yang mengaji. Istrinya nabi Muhammad yang paling di cintai setelah Sayyidah Khadijah r.a. wafat itu Siti Aisyah. “Wanita yang paling aku cintai di dunia ini adalah Aisyah dan laki-laki yang paling aku cintai adalah ayahnya Aisyah. Sayyidina Abu Bakar. Kenapa Aisyah kok paling di cintai oleh nabi Muhammad? Apa karena kecantikannya? Ternyata tidak, kalau cantiknya Aisyah itu kalah dengan Sofiah. Sofiah itu adalah wanita terrrrrrcantik diantara istri-istri nabi Muhammad. Oleh karena itu Sayyidah Aisyah itu paling cemburu dengan Sofiah.
Mengapa Aisyah lebih dicintai oleh Rasulullah? Karena Aisyah adalah pemandu majlis ta’lim nabi Muhammad. Istri nabi Muhammad yang paling banyak meriwayatkan hadist itu Aisyah. Tempat antara rumahku dan mimbarku kata Rasulullah adalah taman diantara taman surga. Kenapa dinamakan taman surga? Karena di situlah Rasulullah mendirikan majlis ta’lim, di situ nabi Muhammad mengajar ngaji.
Maka banyak sahabat yang mondok pada nabi Muhammad. Ada sahabat yang dikenal dengan nama Ashabus Suffah ketua dari Abu Hurairah, Abu Hurairah itu kepala pesantrennya nabi Muhammad. Rasulullah diperintahkan itu untuk semua manusia, sahabat bukan hanya dari Makkah & Madinah. Ada sahabat yang dari Persia sekarang jadi negara Iran, namanya Salman Al Farisi. Ada sahabat yang datang dari Afrika, dari Nigeria, namanya Bilal. Ada yang dari Eropa, dari Perancis namanya Suheb. Semuanya belajar pada Rasulullah, di situ dinamakan taman surga. Maka dimana ada majlis yang disitu dipakai untuk ta’lim pasti menjadi bagian dari taman-taman surga. Bila orang-orang mau rutin mengikuti pengajian maka wajib berada dalam taman surga.
Nabi Muhammad dawuh:
Man taalama bidaholal jannah waman taalama man taalama bidaholal jannah
Artinipun:
Sopo wonge sing tau tak ulang ngaji mesti mlebu suargo, sopo wonge sing tau ngaji nang nggone wong sing tau tak ulang ngaji mesti mlebu suargo.
Kyai yang berada di masing-masing daerah yang mengisi pengajian, itu ilmunya tidak dari kyai sendiri tapi dari Rasulullah turun kepada sahabat turun lagi pada tabiin turun lagi pada tabiid-tabiin, terus berlanjut. Berantai melalui kitab-kitab salam datang pada kyai di ajarkan pada setiap orang. Kalau Anda mau rutin mengikuti majlis ta’lim, wajib masuk surga. Dan di surga kelak itu saling bertanya satu dengan yang lainnya. Bertemu dengan tetangganya, lho bu, Anda kok bisa masuk surga sini. Iya lho dik, orang dulu aku ikut majlis ta’lim Minggu pagi di Masjid Al Falah Tuban kok. Tapi Anda kan mengantuk waktu pengajian?. Mengantuk kan saya ikut mengaji. Inilah hebatnya majlis ta’lim, meskipun mengantuk tetap mendapat barokah.
Oleh: K.H. Anwar Zahid
{ 0 comments... read them below or add one }
Post a Comment