Nafsu & Syahwat

Posted by Misbahul Munir on Wednesday, 11 July 2012

            Binatang hanya diberikan nafsu oleh Allah SWT. untuk menjalani kehidupan mereka. Tapi tidak bagi manusia yang di berikan nafsu dan akal, nafsu dalam hal ini untuk bertahan hidup sedangkan akal untuk memenuhi kebutuhan hidup yang tiap waktu dapat berubah-ubah.
            Manusia tentu berbeda dengan binatang, namun beberapa manusia memiliki sifat seperti binatang bahkan lebih buruk. Kita tengok saja pembunuhan yang dilakukan seorang anak terhadap orang tuanya yang dikarenakan hal yang sepele. Beberapa binatang memiliki sifat yang baik, misalnya menyelamatkan manusia yang dalam keadaan bahaya. Mengapa binatang yang tidak memiliki akal bisa berbuat baik, namun manusia yang memiliki jabatan, tingkat, dan derajat sosial yang tinggi dapat bersifat lebih buruk dari binatang? Mungkin, kurang terkontrolnya nafsu yang di miliki oleh manusia atau nafsu yang sedang mengusai tubuh manusia.
            Binatang yang memiliki nafsu, mampu berkumpul, bergerombol, dan berkerumun dalam suatu tempat jika ada makanan di tempat tersebut. Namun, kita sebagai manusia haruskan meniru tingkah polah binatang yang hanya mau berkumpul, bergerombol, dan berkerumun jika harus ada makanan atau bahkan harus ada uang? Tentu tidak, kita sebagai makhluk sosial hanya dapat hidup dengan bantuan orang lain. Dan kita juga membutuhkan orang lain untuk menemani kehidupan dan menghiasi tiap langkah kita berjalan.
            Kita berfikiran bahwa nafsu hanyalah bersifat negatif atau asusila. Tidak, di perkampungan kita tentu ada seorang ahli agama. Kita berfikir kalau mereka beribadah karena iman yang kuat, mungkin bisa di bilang benar. Tapi, yang lebih tepat mereka mampu menggunakan nafsu dan syahwat mereka untuk memperbanyak ibadah. Yaitu dengan mereka berdzikir, memohon pada Allah SWT. Dengan memperbanyak berdzikir akan mampu mengendalikan nafsu dan syahwat serta meluruskan penggunaan nafsu dan syahwat itu.
            Bagi kita yang hanya orang-orang biasa, mungkin terlihat agak sulit untuk membuat atau mengendalikan nafsu dan syahwat untuk beribadah. Tapi, dengan memperbanyak berdzikir kita akan dapat mengendalikan nafsu serta syahwat tersebut untuk kebaikan.
            Perlu kita ketahui bahwa nafsu dan syahwat yang tersenggol dzikir akan membuat nafsu dan syahwat tunduk pada Allah SWT. Tidak selayaknya para mahasiswa, masyarakat, atau khalayak muda mengikuti demo secara anarkis, atau yang sering terjadi yaitu perlawanan yang dilakukan para pedemonstran terhadap polisi. Bukankan mereka (yang melakukan demo) adalah orang-orang terpelajar? Mengapa mereka harus melakukan demo? Bahkan menghancurkan segala sesuatu yang ada di dekat mereka, padahal tidak ada sangkut-pautnya.
            Orang-orang terpelajar tentunya menyelesaikan masalah dengan cara yang cerdas, yang tidak menimbulkan keresahan warga. Namun, sering terjadi kecelakaan yang diakhiri dengan perkelahian. Meski sudah bilang damai, tapi masih saja mengajak untuk berkelahi. Jalan raya bukanlah ajang untuk perkelahian.
            Berikut beberapa kejadian yang disebabkan oleh nafsu:

Makan kalau tidak dengan nafsu tidak terasa enak.

 
Belajar yang disertai nafsu keingintahuan.

 
Perkelahian antar masyarakat.






{ 0 comments... read them below or add one }

Post a Comment